Minggu, 16 Mei 2010

Keajaiban Sedekah



KEAJAIBAN SEDEKAH


Misslaini betul-betul hancur-hancuran tahun 2005 lalu. Usaha keluarga yang

digelutinya merugi, bahkan nyaris ambruk. Wanita kelahiran Lampung 16 Mei 1971

yang biasa disapa Missi ini tak tahu harus berbuat apa.

Suaminya, seorang pejabat di sebuah Badan Usaha Milik negara yang "gemuk",

memang berpunya. Namun mengadu pada suaminya pun ia tak tega. "Gajinya saya

habiskan untuk hal-hal yang tak berguna," akunya.

Ia mengurai gaya hidupnya saat itu. "Saya terlalu cinta dunia. Shalat tidak

tepat waktu, jangankan yang sunah, yang wajib saja saya tinggalkan," ujar Missi

yang sebelum menikah dengan Asep Saefudin bekerja di sebuah perusahaan

multinasional bidang tekhnologi informasi.

Ia berharap kehidupannya akan lebih tenang setelah pulang berhaji tahun 2002.

Namun, harapan menjadi haji mabrur tinggal harapan, karena ia lupa mengontrol

dirinya. "Saya kembali ke kehidupan lama dan pengeluaran makin tak terkontrol."

Ketika sudah mentok dan tidak punya apa-apa, sementara gaji suami dihabiskan

untuk hal-hal yang tak berguna, Misi meminta dibuatkan usaha kepada suami.

''Saya berdalih agar hidup ini lebih berguna. Namun saya juga belum tahu mau

usaha apa," ujarnya.

Pencerahan datang padanya tanpa diduga-duga. Sesudah berdiskusi dengan sang

suami, iseng-iseng ia menonton televisi. Saat itu, Yusuf Mansur, ustadz yang

menggiatkan sedekah itu, tengah berceramah di sebuah stasiun televisi. Tema

ceramahnya, tentang keutamaan sedekah. "Saya sungguh tersentuh," ujarnya.

Tak mau membuang waktu, ia mencari nomor kontak Yusuf Mansur. "Saya disuruh

datang ke pondoknya,'' tuturnya.

Begitu tiba di Pesantren Daarul Quran Wisatahati yang terletak di Kampung

Bulaksantri Cipondoh Tangerang Banten dan mendengarkan ceramah Ustadz Yusuf

Mansur, Misi pun mulai tersadarkan. "Yang saya ingat dari ceramahnya Ustadz

Yusuf Mansur adalah sedekah dapat menyelesaikan segala macam masalah bahkan

menyembuhkan penyakit hati. Mendengar itu rasanya hati saya seperti terbakar,

panas hati ini,'' papar Misi yang sejak setahun lalu menjadi donatur PPPA

(Program Pembibitan Penghafal Alquran) Daarul Quran Wisatahati Tangerang.

Tekadnya sudah bulat untuk bersedekah. Saat itu di dompetnya ada uang Rp 500

ribu. Sang suami mulanya ragu, bagaimana mungkin bersedekah ke Ustadz Yusuf

Mansur yang begitu populer hanya Rp 500 ribu. Itu pun belum digunakan untuk

biaya bensin, bayar tol dan makan keluarganya di perjalanan. ''Tekad saya sudah

kuat. Saya bilang, 'Walaupun sedekah Rp 50 ribu asal dengan niat ikhlas, insya

Allah akan besar manfaatnya.''

Begitu tiba di pondok, ia langsung mengisi formulir PPPA; Rp 300 ribu

diniatkannya untuk sedekah. Sang suami mengomentari, 'Kalau dikasih semua,

nanti kita pulang tidak punya apa-apa.' Namun Missi yakin, Allah Maha

Segala-galanya.

Sampai di rumah, ia merasakan ketenangan yang luar biasa, yang tak pernah

dijumpainya sebelumnya. Ia bertekad untuk menebus kesalahan di masa lalu dengan

beribadah kepada Allah. Ia bertobat nasuha, dan mengikrarkan bahwa hidupnya

harus lebih berguna dan bermanfaat untuk orang lain.

Dan, tak perlu menunggu hari berganti untuk menyaksikan keutamaan sedekah yang

ikhlas yang telah dilakukannya. Saat ia tengah berderai-derai dalam doa,

telepon berdering dan sang suami mendapatkan proyek yang sebelumnya beberapa

kali gagal. Bahkan, sebelum barang dikirimkan, rekanan suaminya sudah

mentransfer seluruh uang pembelian.

Ia dan suaminya kembali bersujud syukur. "Kini, saya datang dengan penuh

keimanan, menjalankan sunahnya. Padahal saya sudah tidak minta apa-apa sama

Allah."

Ia meyakini, sedekah dan ibadah yang ikhlas membuka jalan usaha keluarganya.

"Kalau hari ini saya dan keluarga makan Rp 100 ribu dan saya harus bersedekah

sama dengan apa yang saya makan,'' ia berteori. Ia mengutip filosofi yang

sangat indah dari sang suami yang turut berbahagia dengan perubahan dirinya,

''Sedekah dapat mengubah gaya hidup yang tadinya cinta dunia menjadi cinta

akhirat.''

Misslaini

Nama panggilan : Missi

Tempat tanggal lahir : Lampung 16 Mei 1971

Suami : Asep Saefuddin

Aktivitas : Pimpinan Pengajian Baja Lima (BaLi)


- Menenangkan hati & jiwa

Kisah Nyata 1
Dari : Rachman Silalahi, Jakarta Selatan

Terima kasih kepada saudara yang telah mengirimkan program ini kepada saya, meskipun saya sebelumnya merasa takut dan tidak mempercayainya, hal ini karena saya sama sekali tidak mengenal beliau. Namun saya diyakinkan oleh sahabat say yang ternyata secara diam-diam telah mengikuti program ini, sahabat saya meyakinkan saya " kalo toh penipuan, apalah arti uang Rp. 80.000,- dan di tambah biaya foto copy, amplop dan perangko yang paling habis Rp. 100.000,- tapi bila berhasil akan mengubah nasib kau ". kata sahabat say.

Setelah saya mengikuti program ini barulah sahabat say dengan bangga memperlihatkan tabungannya yang menurut saya sangat banyak Rp. 450.000.000,- dan dia mengatakan bahwa jumlah ini akan bertambah terus setiap harinya. Sekitar 2,5 bulan kemudian setelah saya mengikuti program ini saya mencoba mengintip tabungan BCA saya, alhamdulillah saat surat ini say tulis jumlahnya sudah Rp. 375.853.250,- dan hampir setiap hari meningkat terus. Jadi kepada teman-teman sekalipun tidak saling kenal, jangan ragu untuk ikut, yang penting jujur dan terpercaya, supaya uang yang kita terima ini betul-betul halal dan tidak merugikan orang lain, tetapi membawa keberuntungan dan kesuksesan kepada kita semua. Demikian sharing informasi dari saya.

Kisah Nyata 2
Dari : bapak Indarjo Kusumah, Cikarang Jawa Barat

Saya mendapat foto copy ini diatas mesin BCA ketika saya mau mengambil uang gaji, waktu pertama saya baca, saya tidak merasa yakin, sampai beberpa hari saya biarkan foto copy ini diatas meja. Tetapi sering kali mengganggu pikiran saya, kemudian iseng-iseng saya mencoba mengikuti dengan mentransfer ke empat nomor rekening BCA masing-masing Rp. 20.000,- kemudian saya tempelkan pada kolom bukti transfer dan memfoto copynya sekitar 50 rangkap, lalu saya mengedarkanprogram ini kepada saudara/ keluarga, teman dan sisanya saya simpan diatas mesin ATM BCA. Bulan berikutnya saya ke ATM BCA untuk mentransfer cicilan kartu kredit, cicilan sepeda motor, telefon, listrik, dll. Karena sudah merupakan rutinitas, saya tidak mengecek lagi beberapa saldo yang tersisa pada waktu itu, begitu selesai langsung saya ambil kartu ATM nya.
Mendekati akhir bulan saya sudah tidak ada uang (maklum pegawai kecil), sisa uang gaji di ATM BCA biasanya masih tersisa + Rp. 120.000,- sebelum saya menarik uang di ATM BCA, saya mengecek saldo dahulu. Sungguh suatu yang mengejutkan dan hampir tidak percaya, saat lihat saldo saya Rp. 353.560.500,- seketika badan saya gemetar, badan saya panas dinginseperti kesemutan dikepala. Lama saya termangu dan tidak percaya dengan penglihatan saya, yang selama ini uang di ATM tidak pernah lebih dari Rp. 2.000.000,- tetapi sekarang ada ratusan juta rupiah. Sampai-sampai saya keluar air mata terharu, bahagia dan bersyukur kepada Tuhan.

Sekarang saya sudah keluar dari tempat kerja dan memiliki usaha sendiri, dan yang paling utama saya tidak terlilit hutang lagi seperti waktu masih menjadi pegawai pabrik. Saya sudah membeli rumah tipe 70 real estate, tidak lagi mengontrak di gang sempit di bilangan sukaresmi Cikarang.
Jadi kepada anda yang masih ragu, jangan pikirkan, ikut saya toh hanya Rp. 80.000,- kuncinya lakukan dengan jujur dan percaya walaupun kita tidak mengenal mereka, lakukan saja. Bersegeralah jangan ditunda-tunda, dalam hal ini tidak ada yang dirygikan, justru semua orang akan memperoleh keuntungan. Mulailah tinggalkan hutang yang membuat kita stress. Maka ikuti jalan-jalan yang peduli kepada kebahagiaan orang lain. Terima kasih kepada orang yang sudah mengenalkan program investasi ini, semoga Tuhan membalas kebaikan anda.

Kisah Nyata 3
Dari : Lan Hui Khong , pemangkat, Kalimantan Barat

Saya berterima kaih kepada kakak ipar saya yang berada di pademangan, Jakarta Utara. Sewaktu saya ke Jakarta saat Beng ceng ( sembahyang leluhur ), saya diberi tahu program perencana keuangan ini, semuala saya sangat ragu sekali apalagi pendidikan kurang, sehingga menurut saya tidak masuk logika, apalagi masalah perbankan di daerah kami tinggal terbatas, tetapi factor kemiskinan dan bosan hidup susah sekeluarga selama bertahun-tahun untuk ikut program ini dan biarlah kalau itu penipuan/ bohong, kami sudah anggap seperti berjudi (pasang no sie jie).
Kemudian saya mentransfer ke 4 nama dalam program ini masing-masing Rp. 20.000,- dan memperbanayak kurang dari 300 set, lalu saya sebarkan habis dari kota pontianaksampai sambas. Selang satu BUlan kemudian saya terheran-heran nyaris tidak percaya sewaktu mengecek rekening ATM BCA terlihat saldo saya Rp. 815.365.000,- istri saya langsung pingsan tidak sadarkan diri setelah saya beritahu.
Keluarga kami langsung menjadi buah bibir dikota kecil kami dan orang-orang menyebit kami Orang Kaya Baru (OKB). Kami sekarang tinggal di Pontianak dan sudah membeli 1 unit ruko, 1 unit mobil dan 2 sepeda motor. Anak-anak kami sekarang hidup sangat layak dan sekolah di sekolah favorit di Pontianak.
Kepada saudara-saudara yang masih ragu, ayo coba dan diseriuskan, ini tidak bohong. Terima kasih sekali lagi kepada Tuhan yang telah member rezeki besar ini melalui perantara program investasi ini. Pada saat saya menulis ini saya dan istri masih terus berkelana dari satu kota ke kota lain mengedarkan dan menyebarluaskan program investasi ini.




Donatur Minggu ini :


1. Acep Sanusi, Garut

2. Burhan Rosyidi, Cianjur

3. Eli Gojali, Cianjur

4. Yayasan HIFA Almusri', Garut

5. Jatnika, Garut